Masturbasi Saat Hamil, Ini Dampaknya pada Kesehatan

   
 
   
 
 
   

Masturbasi saat hamil bisa terjadi ketika gairah seks wanita meningkat. Apa dampaknya pada kesehatan?




Hingga saat ini, boleh atau tidaknya masturbasi saat hamil masih menjadi perdebatan.  Di satu sisi, aktivitas ini dianggap bisa membantu meredakan ketegangan dan stres sekaligus meringankan gejala nyeri di tubuh ibu hamil. Di sisi lain, bukan tak mungkin masturbasi justru bisa membuat organ intim terluka.

Bahkan, ibu hamil yang pernah mengalami perdarahan saat hamil, pernah mengalami keguguran, atau pernah merasakan kram atau nyeri perut yang hebat, tidak disarankan untuk melakukan masturbasi dan/atau seks.
Mungkin banyak yang menganggap masturbasi bisa dijadikan alternatif aktivitas seksual, apalagi jika perut makin membesar yang membuat seks penetrasi menjadi sulit. Bahkan, sebagian kalangan percaya bahwa masturbasi dapat memberikan kenikmatan seksual yang lebih memuaskan daripada seks bersama pasangan.
Menjawab perdebatan ini, dikatakan oleh dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, masturbasi saat hamil sebenarnya sangat tidak disarankan. Sebab, aktivitas tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin dalam kandungan.
“Ya, masturbasi saat hamil memang tidak dianjurkan, apalagi bila Anda masih hamil di trimester pertama, karena bisa mengakibatkan vagina luka dan infeksi. Jadi, sebaiknya tidak dilakukan sama sekali,” kata dr. Vita.
Menurutnya lagi, jika hasrat seksual itu muncul, Anda direkomendasikan untuk mengalihkannya dengan kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Bagaimana dengan seks?

Saat kehamilan sudah di atas 12 minggu (trimester 2) dan ibu hamil tidak memiliki risiko kesehatan apa pun, berhubungan seks dengan pasangan diperbolehkan.
Ketimbang masturbasi, lebih baik salurkan hasrat tersebut bersama pasangan. Hal ini disetujui oleh dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter. Menurutnya, terlalu sering masturbasi dapat menimbulkan efek kejiwaan pada seseorang. “Selagi masih punya suami, sebaiknya lakukan dengan suami,” pungkas dr. Anita.
Beberapa ibu hamil mungkin akan merasakan kram ringan setelah mencapai orgasme. Kram akibat kontraksi otot ini bisa menyebabkan kontraksi Braxton-Hicks, yaitu kontraksi palsu yang lama-kelamaan akan hilang dengan sendirinya.
Jika wanita hamil cenderung mudah mengalami orgasme (tetap melakukan hubungan seksual, padahal kondisi kesehatannya tidak memungkinkan), kontraksi bisa terjadi dan bisa berujung pada persalinan prematur.
Kontraksi yang patut Anda curigai adalah yang rasa nyerinya semakin parah pasca orgasme dan dirasakan lebih dari lima kali. Inilah yang lantas memperkuat alasan medis untuk tidak merekomendasikan seks saat hamil, khususnya pada kehamilan yang berisiko tinggi. Karena risiko yang ditimbulkan tidak main-main, tentu Anda berpikir kegiatan apa yang bisa mengalihkan pikiran dari keinginan untuk masturbasi saat hamil.
Menurut dr. Anita, Anda bisa “melampiaskannya” dengan olahraga ringan seperti yoga, renang, bekerja, jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, ataupun kegiatan lain yang Anda sukai. Biasanya, ketika Anda sudah melihat barang atau melakukan aktivitas lain yang lebih menyita perhatian, keinginan untuk masturbasi akan lenyap.

Mungkin ada yang pernah melakukan masturbasi saat hamil dan tidak merasakan efek negatif apa pun. Namun, ingat bahwa kondisi tiap ibu hamil berbeda-beda, begitu pula konsekuensi kesehatan yang bakal terjadi. Jadi, daripada melakukan masturbasi atau tindakan lainnya yang bisa menimbulkan risiko terhadap kehamilan, lebih baik alihkan untuk melakukan kegiatan lain.
Semoga bermanfaat.
Sumber : 
https: klikdokter.com
 
 
   

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Masturbasi Saat Hamil, Ini Dampaknya pada Kesehatan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel